NEWS TICKER

Citizen Journalism

Dari Desa

Pariwara

Hukum

Kriminal

Ekobis

Otomotif

Teknologi

Twitter


Rabu, 02 November 2016

Lima Langkah Kementan RI Agar Harga Cabai Stabil


XPOSNEWS.com, (Bogor) - Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) RI dibuat pusing dan stres akibat harga cabai yang terus melambung dan diperkirakan sampai akhir tahun 2016 ini, harga cabai masih lepas kendali dan tak stabil.

Melambungnya harga cabai sangat mempengaruhi inflasi, karena cabai merupakan salah satu dari tujuh komoditas pangan selain dari padi, daging, gula, cabai, jagung, kedelai, dan bawang.

“Jujur saya stres berat. Stok dan produksi ada, suplai lancar, tapi harga cabai naik terus. Ini beban kami. Satu sisi petani harus untung di sisi lain konsumen harus terjaga,” ungkap Ditjen Hortikultura, Spudnik Sujono, di Vila Duta, Kota Bogor, Rabu (2/11/2016).

Spudnik Sujono mengungkapkan, seperti dilansir laman Hallobogor, harga cabai yang melambung saat ini akibat cuaca ekstrem di musim la nina (musim basah) sehingga ada keterlambatan pada proses pematangan cabai di tingkat petani. “Tak mungkin petani panen pada saat musim hujan. Pasti busuk. Jadi ketika panen cabe tertunda dua tiga hari saja, pasokan berkurang, harga jadi naik,” ungkapnya.


Spudnik Sujono menegaskan, secara umum pasokan cabai cukup di seluruh provinsi. Hanya saja, kawasan produksi cabai di Pulau Jawa betul-betul dijaga untuk menjaga tingkat kebutuhan warga Jabodetabek yang paling besar.

Upaya yang ditempuh Kementan untuk menstabilkan cabai, dijelaskan Spudnik yakni, dengan cara, pertama, mendorong industri pangan yang menggunakan bahan baku cabai bermitra dengan petani dengan cara tidka hanya menunggu di hilir. Akan tetapi berbuat atau memberdayakan petani cabai di hulu.

Kedua, menggeber program bantuan tanaman cabai secara gratis untuk masyarakat. Dalam program ini Kementan menyediakan 280.000 tanaman cabai yang telah berbuah dengan target penyebaran 16.000 polybag per seminggu.

Ketiga, membenahi pola atau manajemen tanam. “Waktu tanamnya harus diatur. Menanam cabai tak bisa sembarangan waktu atau secara serentak dilakukan petani. Ini untuk menghindari over supply sehingga harga jualnya lebih murah dibanding ongkos panennya”.

Keempat, koordinasi dengan Kemendag untuk memangkas rantai pasokan. Kementan membangun sentra-sentra produksi cabai agar langsung ke konsumen, membuat kelompok-kelompok petani penjual dan pembeli (pemerintah/swasta).

“Sekarang yang ada harga cabai lepas kendali dan belum ada larangan. Yang berlaku hukum pasar. Tak ada batas atas seperti di Malaysia, yang melanggar kena sanksi. Padahal kami membuktikan, Ditjen Holtikultura menjual harga cabai dan bawang Rp28.000/kg, beda jauh dengan di pasar yang berkisar antara Rp40.000 sampai Rp70.000/kg”.

Kelima, Kementan membatasi izin impor pangan agar waktu impor tak dilakukan saat petani sedang musim panen agar tidak kalah bersaing harga. (Rahmat Maulana) 

G+

Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS

Print Berita Diatas

Print PDF

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 XPOS NEWS
Share on Blogger Music Free Download. Powered byMadiqtera