XPOSNEWS.com, (Bandung) - Peringatan Zelfbestuur (pemerintahan sendiri) Indonesia diperingati di Kota Bandung. Ketua DPR RI Ade Komarudin hadir dalam acara yang dihelat pada Minggu (14/8/2016) itu, seperti di lansir dari laman DPR RI. Peringatan ini dimaksudkan untuk mengenang Bapak Bangsa HOS Tjokroaminoto di GOR C-TRA Arena, Bandung.
“Ini peringatan Zelfbestuur 100 tahun yang saya hadiri. Ini penting buat kita semua. Dan jangan lupa pendiri Republik ini, Bung Karno, muridnya Pak Said Tjokroaminoto,” ungkap Akom-sapaan akrab Ade Komarudin- usai acara. Gagasan kebangsaan dan pentingnya menjadi bangsa merdeka sudah digerakkan oleh Tjokroaminoto dan para tokoh pergerakan lainnya di Tanah Air. Seperti diketahui, Tjokroaminoto memiliki banyak murid seperti Soekarno, Semaun, Muso, dan lain-lain.
Para muridnya itulah yang kemudian menjalankan gagasan-gagasan besar sang guru di kemudian hari hingga lahirlah Proklamsi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Seratus tahun lalu di Bandung, Tjokroaminoto sudah mengumandangkan zelfbestuur itu. “Saya merasa bahagia sekaligus bangga pada hari ini telah menjadi bagian dari sebuah acara penting untuk memperingati 100 tahun zelfbestuur Indonesia. Sebagai orang Sunda, saya merasa bangga karena pidato Haji Omar Said Tjokoaminoto itu disampaikan di Bandung,” ujar Akom.
Gagasan besar Tjokroaminoto jangan hanya dikenang, lebih dari itu, perlu implementasi dan refleksi oleh generasi yang akan datang. Bung Karno adalah salah satu murid terbaik Tjokroaminoto yang menyampaikan pidato pembelaanya di pengadilan kolonial dengan judul Indonesia Menggugat. Menurut Akom, gugatan itu ditujukan terhadap sistem penindasan ala kolonial dengan mengeksploitasi manusia atas manusia.
Tjokroaminoto telah menjadi inspirasi besar bagi Bung Karno. Ide dan militansinya diteruskan oleh para murid tercintanya. Syarikat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto menjadi kendaraan penggerak kesadaran kolektif bangsa waktu itu untuk merdeka. “Saya ingin Syarikat Islam kembali bangkit. Tidak boleh terpecah-pecah. Sekali lagi, saya sampaikan bangsa ini tidak akan lahir kalau Pak Tjokro tidak menjadi gurunya Bung Karno,” tegas Akom.
Ditambahkan Akom, sejarah hidup Tjokroaminoto memperlihatkan, seorang intelektual tidak boleh berdiri di menara gading, terpisah dari penderitaan rakyat. “Sejarah Pak Tjokro mengajarkan pada kita bahwa kaum terpelajar harus terlibat dalam proses sejarah perjuangan bangsanya, terlibat dalam dinamika perubahan, ikut andil dalam memperbaiki situasi sosial, berkomitmen untuk mencari jalan keluar dari krisis,” ucap Akom menegaskan. (Madiqtera)
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS
Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan Print Berita Diatas
Print PDF
Posting Komentar