XPOSNEWS.com, (Kemang) - Pimpinan proyek developer di Kampung Kandang, Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Indra Isyana menyampaikan permohonan maaf atas insiden penghapusan file foto milik wartawan magang dari portal online wartapakwan.com Senin (8/8/2016) lalu.
“Kami minta maaf atas kejadian tersebut, kami sama sekali tidak ada niat untuk menghalangi tugas-tugas jurnalistik. Kami pun mempersilakan siapapun yang ingin meliput di lokasi. Karena tidak ada hal apapun yang mesti kami tutupi dalam kejadian tersebut yang murni faktor alam,” jelas Indra dalam rilisnya yang dikirim ke redaksi wartapakwan.com, Rabu (10/8/2016).
Menurut Indra, kejadian tersebut hanya kesalahpahaman, kami sama sekali tidak melakukan intimidasi fisik, hanya meminta untuk menghapus file-file foto.
“Saya sendiri ada di lokasi, dan dari kami (pihak proyek, red) yang memang meminta wartawan untuk menghapus file-file foto. Tapi, tidak ada intimidasi fisik. Tidak ada pemukulan dan tidak ada dorongan sedikitpun,” jelas Indra.
Sambung Indra, pihaknya meminta wartawan menghapus file-file foto karena saat di lokasi wartawan tidak menunjukkan ID Card dan juga surat tugas. “Jadi, kami tidak tahu ini betul wartawan atau bukan. Tentunya, jika bisa menunjukkan ID Card atau paling tidak menelpon redaksi, hal ini tidak akan terjadi,” bebernya.
Namun demikian, sekali lagi Indra menyatakan pihaknya menyesalkan insiden ini. “kami sebagai pimpinan proyek menyesalkan kejadian tersebut, mudah-mudahan ke depan tidak ada insiden seperti itu lagi, karena kami sama sekali tidak ada niat untuk menghalangi tugas wartawan,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, wartawan magang dari WartaPakwan.Com, Sandika Fadilah meliput ke lokasi longsor di Kampung Kandang, Semplak Barat pada Senin (8/8/2016) yang kebetulan lokasinya berdekatan dengan proyek perumahan.
Peristiwa ini bermula dari adanya laporan warga terkait kasus bencana alam ‘longsor’ di Kampung Kandang, Desa Semplak Barat, RT 1 RW 5, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.
“Saya menugaskan wartawan saya untuk terjun ke lokasi untuk meliput peristiwa tersebut,” ujar Tjahyadi di Bogor.
Tjahyadi mengatakan, dirinya dan tim wartawan Wartapakwan.com tidak menerima perlakuan dari satuan pengamanan (satpam) di lokasi proyek yang melakukan tindak intimidasi terhadap wartawannya.
“Adapun tindakan intimidasi yang dilakukan adalah berupa pemaksaan untuk menghapus isi dari kamera wartawan,” katanya.
Dalam kasus ini wartawan terpaksa menghapus file berupa foto karena merasa terteka. (Iqbal)
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS
Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan Print Berita Diatas
Print PDF
Posting Komentar