Oleh : Sandi Muhammad Ilham
- Kepala Divisi Penelitian dan Tranformasi Sosial Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Brain (Bogor Raya Institute).
- Alumni Pemuda Pelopor Kota Bogor 2013
Generasi muda memiliki cerminan pemikiran dan tindakan yang dinamis, seperti bangsa ini yang mengalami perubahan beberapa fase diantaranya Pemuda Pelopor (sumpah pemuda 1928), Generasi Pendobrak (1945), Generasi Orde Baru (1965), Generasi Reformasi (1998).
Permasalahan pemuda pada saat ini yang sedang dihadapi adalah kelayakan bekerja. Bukan pada ranah besar kecil penghasilannya, namun pada kenyataan kelayakan indeks pertumbuhan ekonomi dengan irama lamban. Terhitung tahun 2015 sampai pada bulan Mei sebanyak 7,45 Juta orang sebagai pengangguran. Dampak terjadinya penganguran besar-besaran alasan klasiknya masa muda merupakan masa yang paling menyenangkan sesuai kehendak hati dan pikiran tanpa berpikir ulang, seperti seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan tingkah laku yang cenderung bermuatan negatif lainya. Sampai saat ini pemuda hanya sebagai objek bukan subjek dari pembangunan daerah khususnya pembangunan di desa. Sehingga hanya mampu sebagai penonton dan sekaligus penikmat dari hasil pembangunan.
Tidak ada ruang fungsi dan peran penting, pemuda kekinian melakukan yang dirasa membangun diri menumbuhkan perasaan kepercayaan diri berlebihan, kegiatan mengasingkan diri dari masyarakat acuh terhadap aspek sosiologi masyarakat sampai ada pula yang membentuk kelompok-kelompok preman yang mengatasnamakan pemuda. Hasilnya bukan produktifitas bagi masyarakat namun yang terjadi mengakibatkan kontra produktif hingga meresahkan masyarakat. Sikap imitasi atau biasa kita sebut “latah” meniru apa yang orang lain lakukan maka hal ini menjadi contoh anak bangsa pada tingkatan Sekolah dasar (SD) sudah melakukan tindakan kriminal atau pun hal negatif lainnya.
Kembali pada pokok permasalahan yakni semangat pemuda membangun desa melalui metoda ideologi organisasi politik strategi dan taktik (ideopolstratak), diharapkan mampu menjadi solutif untuk kembali kepada khitoh dan giroh kepemudaan yang absolut atau pemuda yang sesungguhnya.
Ideologi pemuda tentunya menjadi dasar kematangan berpikir dan berakal sehat hingga menghasilkan dampak positif. Dasar dasar kenegaraan yang berketuhanan, berkeadilan dan beradab untuk mempertahankan NKRI dalam rangkaian persatuan indonesia yang mewakili masyarakat dengan bijak mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat. Kelompok pemuda pun sangat penting adanya, hadir dari kalangan masyarakat bekerja dan bertanggung jawab untuk masyarakat. Maka perlu adanya Organisasi kepemudaan sebagai penunjang alternatif untuk mewujudkan dan merealisasikan kebutuhan kecil pada lapisan masyarakat. Selain itu pun organisasi kepemudaan (OKP) juga sebagai pendukung demi perkembangan masyarakat. Apresisasi yang dibutuhkan bagi organisasi kepemudaan berupa dukungan pemerintah dalam menyikapi permasalahan yang begitu kompleks.
Organisasi yang keberadaannya dan bekerja memalui gerakannya didalam ruang lingkup desa itu sendiri. Keberadaan organisasi seperti kelompok tani (poktan) hanya substansial, indentifikasi dan indikator pembangunan desa tidak hanya terbentuk dalam sektor pertaniannya saja. Namun perlu dilakukan suplemen pendorong sebagai penunjang dan pendukung pemberdayaan ekonomi kerakyatan demi meningkatnya indeks ekonomi lemah menjadi ekonomi menengah. Harapannya pemuda dapat melakukan rekontruksi ulang untuk mengaktifkan kembali Koperasi Unit Desa (KUD) yang saat ini keberadaannya vakum ditiap desa.
Posisi strategis dari pemuda dalam pembangunan desa tertinggal. Analisa kita melihat kondisi objektifitas yang diakui sedang mengalami krisis. Strategi disini akan mengandung arti bahwa pemuda memiliki posisi yang mau tidak mau sebagai kader atau generasi penerus bangsa dikancah nasional ataupun juga lokal (desa). Restorasi kondisi, pelopor pembangunan yang dapat dimulai dari desa. Karena itu pemuda memiliki poin penting diantaranya sebagai organizer mampu menata dan membantu memenuhi kebutuhan warga desa, juga sebagai media maker yang mampu berfungsi menyalurkan aspirasi dari warga desa kepada pemerintah daerah ataupun pusat, serta sebagai leader menjadi pemimpin di masyarakat desa, poin ketiga ini termasuk poin penting, hak dan kewajiban kegenerasian hingga pada pembentukan beradaban manusia.
Taktis perencanaan pemuda dalam pembangunan desa akan tepat sasaran dan terlaksana dengan baik serta dimanfaatkan hasilnya. Perencanaan harus sesuai kebutuhan warga menggunakan prinsip (Solid Speed Smart) solid bermakna selaras dan harmonis tujuan pemerintah desa dan pemuda beriring seirama, speed sikap mental yang bertindak cepat secara proaktif, gerakan yang tepat sasaran, dan berkualitas, smart berpikir cermat demi mengedepankan kepentingan bersama bukan kepentingan kelompok pemuda itu sendiri.
Peran mandiri ditunjukkan pemuda dapat juga dalam bentuk pengembangan agrowisata. Sektor agrowisata yang dikembangkan adalah melalui pengembangbiakan benih tanaman hortikultura. Dukungan dari kondisi alam yang sangat potensial menjadi salah satu rujukan yang mendorong pemuda berpikir kreatif untuk mampu mengembangkannya hingga saat ini. Partisipasi pemuda ini tidak dengan mudahnya terjadi, maka sebelumnya perlu diketahui bagaimana proses partisipasi pemuda ini berlangsung hingga pemuda mampu bergerak secara mandiri.
Pengembangan desa adalah pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan kearifan lokal kawasan pedesaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial budaya, karakterisktik fisik/geografis, pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasan pemukiman. Fenomena kesenjangan perkembangan antar wilayah di suatu negara, meliputi wilayah-wilayah yang sudah maju dan wilayah-wilayah yang sedang berkembang memicu kesenjangan sosial antar wilayah. Salah satu faktor terjadi kesenjangan antara desa dan kota karena pembangunan ekonomi sebelumnya cenderung bias kota (urban bias). Sebagai dampak pemberlakuan model pembangunan yang bias perkotaan, sektor pertanian yang identik dengan ekonomi perdesaan mengalami kemerosotan. Dibandingkan dengan pertumbuhan sektor industri dan jasa, yang identik dengan ekonomi perkotaan, sektor pertanian menjadi semakin tertinggal hingga menyebabkan lemahnya ketahanan pangan hasil dari produktifitas desa yang seharusnya menjadi kegiatan rutin Koperasi Unit Desa (KUD).
Untuk mengatasi hal tersebut, setiap negara mencoba melakukan tindakan intervensi untuk mengurangi tingkat kesenjangan antar wilayah dengan melakukan pembangunan pedesaan. Skala prioritas pembangunan pedesaan yang berbasis pada pengembangan pedesaan (rural based development), meliputi :
(1) pengembangan ekonomi lokal;
(2) pemberdayaan masyarakat;
(3) pembangunan prasarana dan sarana; dan
(4) pengembangan kelembagaan.
hal ini menjelaskan perkembangan desa atau pembangunan desa bukan berarti perubahan esensi desa yang dinilai mesti menjadi modern, gedung pencakar langit dan alih fungsi lahan hijau menjadi pertokoan.
Pemuda memiliki pekerjaan rumah yang dirasa menjadi hutang kepada masyarakat sekitar. Keberhasilan pembangunan desa sangat penting dengan cara pandang level pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten atau kota sehingga terciptanya masyarakat madani. Persoalan kemiskinan, kesenjangan status sosial, gizi buruk, mutu pendidikan lemah, menjadi tolak ukur dan nilai yang relatif menjadi kerangka khusus setiap desa dengan metoda yang berbeda.. Keberhasilan konsep bergantung pada political will para pengambil kebijakan dan pemuda sebagai pelopor kemajuan.
Bangkit terus pemuda indonesia, Bangkit desaku!