XPOSNEWS.com, (Karawang) - Radikalisme timbul dari paham akan pengetahuan agama yang salah, kelompok radikal sering menganggap kelompoknya paling lebih memahami ajaran Tuhannya, terbukti kaum radikal sering menganggap diluar kelompoknya adalah orang-orang yang sesat.
Kelompok Radikal tidak menentang globalisasi, malahan mereka selalu memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kelompoknya, mereka menggunakan teknologi komunikasi untuk menyebarkan ideologinya.
Demikian kutipan dari buku panduan bahaya radikalisme yang dikeluarkan oleh Polres Karawang dalam acara sosialisasi buku panduan Bhabinkamtibmas dan penyuluh agama Kabupaten Karawang tentang bahaya terorisme dan radikalisme agama yang berlangsung di Hotel Grand Karawang Indah, Selasa (15/3).
Dalam Kesempatan tersebut Bupati Karawang dr. Cellica Nurrachadiana menyampaikan sambutannya, bahwa, oknum-oknum yang mengatasnakan Islam dengan jihadnya dengan pemahaman-pemahaman radikalnya tidak boleh ada, dan harus dipahami bersama bahwa pendidikan dasar agama yang terpenting adalah keluarga.
"Sesungguhnya peran orang tua, guru, dan para pemimpin diwilayahnya mempunyai tugas dan kewajiban penting, bahwa sistem terorisme itu salah dan tidak boleh terjadi lagi di Kabupaten karawang, sehingga kedepannya Kabupaten Karawang menjadi pionir penggerak deradikalisme yang ada di Indonesia," ujar Cellica.
Sementara Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang yang disampaikan Humas Kemenag Kabupaten Karawang mengajak kepada seluruh komponen masyarakat harus bekerjasama untuk melakukan pencegahan dengan dialog-dialog untuk memperluas wawasan keislaman. Karena ini semua merupakan tugas kita semua para cendikiawan, ulama, profesional dan komponen masyarakat yang lain untuk mengatasi berkembang biaknya paham radikalisme tersebut. (Yayat)
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS
Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan Print Berita Diatas
Print PDF
Posting Komentar