NEWS TICKER

Citizen Journalism

Dari Desa

Pariwara

Hukum

Kriminal

Ekobis

Otomotif

Teknologi

Twitter


Senin, 16 Mei 2016

Belajar Baca Terbimbing Asyik dan Menantang


XPOSNEWS.com, (Singaparna) - Usai apersepsi dengan mengulas materi yang lalu, guru membentuk satu kelompok siswa dengan kemampuan setara berjumlah tujuh orang. Siswa lainnya dibagi menjadi tiga kelompok. Sementara tiga kelompok lain ini bertugas mengerjakan lembar kerja tentang banjir, kelompok setara melakukan kegiatan membaca terbimbing dengon fokus tanda baca dan kosa kata.

Itulah awal kegiatan pembelajaran yang dipandu oleh Tatit Kaniati, kepala SDN Cintawana, di ruang kelas tiga, Jumat (13/5/2016). Praktik mengajar membaca ini merupakan sesi praktik dari rangkaian pelatihan guru kelas awal SD/MI di Kabupaten Tasikmalaya selama tiga hari (11-13/5). Tatit bersama tujuh puluh lima orang guru lain dilatih guna memahami model bahan bacaan yang disusun secara berjenjang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa belajar membaca dan cara penggunaannya dalam proses pembelajaran membaca di kelas awal SD/MI.


Tatit kemudian memperlihatkan buku berjudul ‘Pesta Bakar Ikan’ dan berdialog dengan siswa tentang situasi gambar yang ada di buku. Ia minta anak membuka halaman delapan dan mempersilahkan mereka membaca dalam hati. Seorang anak lantas diminta membaca satu kalimat dengan intonasi yang benar sesuai tanda baca. Tatit menjelaskan spintas tentang cara mengatur intonasi sesuai tanda baca. Diberi beberapa kalimat rumpang (tanpa tanda baca), siswa belajar membubuhkan tanda baca. Tatit pun mengajak siswa menelaah hasil kerjanya membubuhkan tanda baca. Saat ditawari membaca kalimat hasil bubuhan tanda baca itu, siswa berebut mengajukan diri membaca kalimat dengan intonasi sesuai tanda baca. Sesi dengan fokus tanda baca ini lalu diakhir Tatit dengan memberi setiap kalimat rumpang untuk dibubuhi tanda baca. 

Fokus kedua adalah kosa kata. Tatit arahkan siswa untuk membuka buku halaman sembilan dan mengamati kalimat yang memuat jendela kata (kertas post-it yang menutup sebuah kata). Dengan tanya jawab, Tatit tantang siswa menebak kata yang tertutup dengan bantuan ilustrasi gambar. Memperhatikan gambar, siswa mencoba memprediksi kata tertutup dan berlomba menyebutkan kata yang memungkinkan. Untuk membuktikan akurasi prediksi siswa, jendela kata dibuka huruf demi huruf dari depan, seraya siswa menyebutkan suku kata yang tampak. Tahap ini dilakukan beberapa kali untuk beberapa kalimat. Untuk memperluas wawasan, Tatit bertanya jawab dengan siswa mengenai arti kata tersebut, sambil mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Dede Karningsih, guru SDN 1 Cikunten, Singaparna, gambarkan antusiasme siswa mengikuti pross belajar membaca. “Saat dibentuk kelompok setara untuk membaca terbimbing, semua siswa ingin ikut,” ujar Dede. “Mereka minta ada putaran kedua dan seterusnya untuk sesi membaca terbimbing,” katanya. Tentu saja animo siswa itu tidak bisa dipenuhi karena keterbatsan waktu. Kepada mereka hanya dijanjikan bahwa tak lama lagi sekolah mereka akan mendapat bantuan buku bacaan berjenjang dan nanti mereka bisa mengikuti proses belajar membaca terbimbing bersama gurunya.

“Antusiasme siswa ini menunjukkan betapa menarik buku bacaan berjenjang bagi anak-anak,” pungkas Dede.

Erna Irnawati, koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat, sebut pihaknya membantu daerah kab/kota mitra USAID menumbuhkan literasi warga masyarakat. Para guru kelas awal dilatih cara penggunaan buku bacaan berjenjang (B3) untuk meningkatkan keterampilan membaca anak kelas awal. USAID menyediakan sebanyak 606 eksemplar B3 per sekolah/madrasah, meliputi 215 SD/MI sehingga mencapai total 130.290 eksemplar buku di Kabupaten Tasikmalaya saja. “Bersamaan dengan pelatihan ini kami membagikan buku ke sekolah dan para guru diharapkan memiliki keterampilan praktis menggunakan buku secara efektif bagi tumbuhnya kemampuan siswa membaca dan berkembangnya budaya literasi secara umum,” papar Erna.

Erna Irnawati juga sebut, selain melalui program B3, pihak USAID membantu Jawa Barat meningkatkan literasi dengan sejumlah langkah: (1) menyediakan buku bacaan fiksi dan non fiksi sebanyak 150 judul per sekolah mitra, (2) bekerja sama dengan The Asia Foundation (TAF) memberikan hibah buku bacaan berbahasa Inggris kepada SD/MI mitra, (3) meningkatkan kemampuan literasi anak dalam proses belajar-mengajar melalui pelatihan dan pendampingan kepada guru-guru sekolah mitra, (4) melatih dan mendampingi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam menyusun perencanaan program dan kegiatan budaya baca di tingkat sekolah, (5) mendorong sekolah untuk melakukan kemitraan dengan perpustakaan daerah, CSR, orangtua/masyarakat, dan alumni, (6) mendorong pemerintah daerah menyusun kebijakan terkait kota literasi, dan (7) membantu stakeholder daerah menyusun perencanaan kabupaten/kota literasi. [CJ/Ahmad Syaiful B]

G+

Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS

Print Berita Diatas

Print PDF

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 XPOS NEWS
Share on Blogger Music Free Download. Powered byMadiqtera