![]() |
Ketua MKKS SMP Kota Bogor, Imam Wahyudi, SP.d., MP.d. |
XPOSNEWS.com, (Bogor) - Sebanyak 15.858 siswa dari 124 SMP Kota Bogor telah mengikuti Ujian Nasional (UN) Tahun 2016. Dari 124 SMP yang melaksanakan UN, empat sekolah diantaranya melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Dari jumlah peserta UN, terdapat 82 peserta UN yang terdaftar sebagai siswa SMP terbuka.
Empat SMP yang akan melaksanakan UNBK adalah SMP Negeri 1 Kota Bogor, SMP Kosgoro, SMP Bogor Raya dan SMP The Intercommunity School of Bogor. Selain empat sekolah di atas, menjalani Ujian Nasional Berbasis Kertas.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Bogor, Imam Wahyudi, SPd., MPd. mengatakan, dari sebanyak 15.858 siswa di 124 SMP Kota Bogor dapat mengerjakan soal yang diujikan itu dikarenakan, pihaknya berupaya untuk memberikan pengayaan pelajaran kepada seluruh siswa melalui Try Out (TO) yang diselenggarakan di setiap SMP di Kota Bogor sebanyak 2 kali.
"Saya bersama pengurus MKKS berusaha mengupayakan agar para siswa baik itu negeri maupun siswa dapat mengerjakan soal UN dengan mudah. Hal itu, karena kami dari MKKS sepakat untuk menggelar TO agar kisi-kisi ujian tidak jauh melenceng dari UN yang akan mereka hadapi," terang Imam saat ditemui usai pertemuan pengurus MKKS SMP Kota Bogor di SMPN 5, Jumat (20/5/2016).
Pelaksanaan kegiatan Try Out (TO) yang dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat di Kota Bogor yang pernah dilakukan sebanyak dua kali sebelum pelaksanaan UN menjadi ajang kebersamaan antar sekolah negeri dan swasta, sehingga para siswa, baik itu yang negeri maupun swasta semuanya mendapatkan soal kisi-kisi ujian yang sama.
"Kita ingin antara negeri maupun swasta mendapatkan porsi pendidikan yang sama, sehingga ajang TO itu adalah untuk memetakan sejauh mana kesiapan siswa dalam menghadapi UN antara pendidikan di negeri maupun di swasta. Semuanya sama tidak ada perbedaan," jelas Imam Wahyudi yang juga kepala SMP Tunas Insan, Jalan A. Yani Gang Karet, Bogor.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihak MKKS melihat walau semua biaya pendidikan mereka itu (SMP) gratis, mengingat sudah di-cover melalui bantuan operasional sekolah (BOS), apabila mata pelajaran tersebut tidak masuk dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) pastinya pembiayaan akan dibebankan ke orang tua siswa seperti pelaksanaan TO.
"Saya kira harus dipilah dahulu gratisnya, karena yang dikatakan gratis tersebut tidak seluruhnya harus dibebankan kepada dana pendidikan, itu gak mungkin. Ya, artinya ada beberapa hal yang tidak bisa di cover oleh dana bos." jelas Imam Wahyudi.
Terkait masalah ini, Imam menambahkan, dirinya merasa bahwa kegiatan TO tersebut adalah untuk menambah pengayaan pelajaran bagi siswa dan kegiatan TO yang dilaksanakannya sesuai dengan kisi-kisi ujian nasional, dengan begitu para siswa bisa mempelajari soal yang di ujikan dalam TO tidak jauh melenceng dari UN yang akan mereka hadapi.
"Kegiatan TO bertujuan untuk pemetaan, kenapa pemetaan? kita ingin tahu sejauh mana kesiapan anak dalam menghadapi UN. Keingin kita semua bisa menghantarkan anak didik kita lebih bagus, dari niliai yang diperoleh lebih baik dan juga kelulusan anak didik kita bisa membanggakan sekolah masing-masing," jelas Imam.
Adapun pelaksanaan TO, pihak MKKS yang menyiapkan, Imam Mengatakan, karena pihaknya berkeinginan kegiatan TO tersebut sesuai dengan kisi-kisi Ujian Nasional, sehingga anak-anak tidak jauh melenceng dari mata pelanjaran yang akan diujikan nanti.
"Kami berupaya dan memberikan kisi-kisi ujian yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diujikan nanti. Kalau kita berikan kepada pihak ketiga, mereka belum tentu paham dan tahu apa yang di ajarkan sekolah selama ini, makanya kami dari MKKS mengambil inisiatif untuk mengelola sendiri kegiatan TO tersebut," pungkasnya. (YU)
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS
Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan Print Berita Diatas
Print PDF
Posting Komentar