XPOSNEWS.com, (Bandung) - Pemprov. Jabar melalui Disperindag Jabar, memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas) tahun 2016. Harkonas dipusatkan di Ciwalk Mall, Minggu (29/5/2016). Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua TP PKK Jabar, Hj. Netty Prasetyani.
Netty, mengatakan melalui kegiatan Harkonas masyarakat diharapkan bisa mengetahui kualitas produk yang dipakai. Masyarakat, dituntut tidak hanya menyenangi produk saja, tetapi dituntut mempunyai kemampuan cermat dalam memilih berbagai jenisproduk.
Harapan kepada pemerintah melalui Dinas Perindag dapat memasifkan informasi kepada masyarakat, tentunya tidak sebatas pada kegiatan seremonial seperti Harkonas, laksanakan dengan frekuensi banyak seperti yang sudah dilaksanakan oleh TP PKK.
Untuk itu, lanjut Netty, partisipasi lembaga pendidikan seperti sekolah itu juga penting. Seperti di sekolahan, kantin sekolah, UKS merupakan kebutuhan mendasar dalam pengawasan produk, Disperindag diminta tingkatkan koordinasi dengan BPOM untuk mengamankan kondisi produk dari jenis makanan.
Dengan produk aman dan sehat Indonesia bisa membangun SDM yang unggul. Salah satu hal yang perlu ditanamkan masyarakat harus menjadi konsumen yang baik. Kepada Generasi muda, diharapkan tahu dan paham bagaimana memilih produk yang aman.
Sejalan dengan semangat Harkonas tahun ini, ujar Netty dengan tema “Konsumen cerdas, mandiri dan cinta produk dalam negeri,” Cinta produk dalam negeri itu menjadi hal penting. Produk dalam negeri harus menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.
Sementara, Kadis Perindag Jabar, Hening Widiatmoko dalam keterangannya mengatakan, Harkonas yang jatuh setiap tanggal 20 April merupakan momentum perlindungan konsumen dari pemerintah kepada rakyat.
Sejalan dengan upaya memberikan perlindungan pelayanan kepada konsumen, ungkap Hening pemerintah melalui Harkonas terus menggelar Kampanye untuk melindungi konsumen.
Untuk memaksimalkan perlindungan melalui Pengawasan barang yang beredar ada tim pengawas yang melibatkan lintas instansi/bidang antara lain ; kesehatan, Indag, pertanian dan BPOM. Pendekatan yang digunakan lebih dominan kepada pendekatan persuasif.
Untuk Kasus yang muncul atas produk yang membahayakan kesehatan, seperti yang sempat terjadi Mie berformalin pemerintah memberikan peringatan terlebih dahulu, Jika peringatan, diabaikan kasus diserahkan kepada Kepolisian. (Hilda)
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS
Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan Print Berita Diatas
Print PDF
Posting Komentar