NEWS TICKER

Citizen Journalism

Dari Desa

Pariwara

Hukum

Kriminal

Ekobis

Otomotif

Teknologi

Twitter


Sabtu, 09 Juli 2016

Persiapkan Calon Guru Profesional, Kemenag Gandeng USAID Reformasi LPTK-PTKIN


XPOSNEWS.com, (Bogor) - Kementerian Agama RI melalui Direktorat  Jenderal Pendidikan Islam menggandeng Badan Pembangunan  Internasional Amerika (USAID) PRIORITAS untuk meningkatkan mutu  penyiapan calon guru profesional di LPTK PTKIN (Perguruan Tinggi  Keagamaan Islam Negeri). “Kami akan mereformasi proses penyiapan  calon guru di LPTK PTKIN. Ke depan, lulusan LPTK PTKIN diharapkan  lebih siap menjadi guru profesional untuk meningkatkan kualitas  pembelajaran di madrasah dan sekolah,” kata Prof Dr Kamaruddin  Amin, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag, di sela-sela  acara diskusi dengan 38 Dekan Tarbiyah UIN/IAIN se-Indonesia  untuk mendapat masukan dalam menyusun grand desaign rencana  reformasi LPTK PTKIN di Bogor, Rabu, (22/6/2016). 

“Selama ini masih tampak adanya kesenjangan antara teori dan  konten yang diajarkan di kampus dengan praktik di madrasah dan  sekolah. Akibatnya, proses perkuliahan dan pelatihan di kampus  disamping kurang relevan, juga kurang menarik, menantang dan  mendukung peningkatan mutu pembelajaran,” katanya lagi.  Lanjutnya, ada anggapan yang berlaku di masyarakat, jika kualitas  guru menurun, maka yang disalahkan adalah LPTK. Hal ini wajar  menjadi keluhan karena kampus sebagai penyelenggara LPTK  seringkali tidak senafas dengan inovasi di lapangan yang  menekankan praktik. 


Menurut guru besar Universitas Alaudin Makassar itu, program  reformasi LPTK Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri ini akan  mengambil praktik baik yang sudah dikembangkan USAID PRIORITAS.  Ada tiga hal utama yang dikembangkan dalam rangka reformasi LPTK  PTKIN tersebut. Pertama, menyusun grand desaign reformasi LPTK  yang akan dimulai pada tahun 2017. Kedua, seluruh dosen Fakultas  Tarbiyah akan dilatih memfasilitasi perkuliahan dengan pendekatan  yang lebih menekankan pada praktik. Ketiga, mengembangkan  madrasah lab mitra LPTK PTKIN untuk menjadi tempat praktik  mengajar yang baik bagi mahasiswa.

Kemenag juga tengah menyiapkan 100 madrasah model yang akan  menjadi mitra LPTK dalam menyiapkan calon guru profesional.  Harapannya, bila mahasiswa praktik mengajar di madrasah yang  telah menerapkan pembelajaran yang baik, maka dia memiliki  pengalaman mengajar yang baik sehingga nantinya juga akan menjadi  guru yang baik.  Terutama dengan panduan terbimbing dari dosen  pembimbing lapangan dan guru pamong bagi mahasiswa. 

Sementara itu, Lynne Hill, Adviser Teaching and Learning USAID  PRIORITAS, menyampaikan dukungannya untuk rencana reformasi LPTK  PTKIN  Kemenag.  “Kami sudah melatih fasilitator dari LPTK mitra,  melatih dan mendampingi madrasah mitra LPTK dalam menerapkan  pembelajaran dan manajemen yang baik, dan mengembangkan modul dan  buku sumber perkuliahan yang menggunakan pendekatan pembelajaran  aktif. Dari langkah ini, kami berharap dapat meningkatkan  kualitas perkuliahan penyiapan calon guru di LPTK PTKIN,” kata  dia dalam penjelasannya di acara diskusi tersebut. 

Ajar Budi Kuncoro, University and Stakeholder Coordination Senior  Manager USAID PRIORITAS, menambahkan, sejak tahun 2013 hingga  saat ini kemitraan USAID PRIORITAS dan 17 LPTK telah berjalan di  delapan provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,  Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat  termasuk di dalamnya adalah 7 LPTK PTKIN, seperti UIN Ar-Raniry  Aceh, IAIN Sumatra Utara, UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten,  UIN Sunan Gunung Djati Bandung, IAIN Walisongo Semarang, UIAN  Sunan Ampel Surabaya, dan UIN Alaudin Makassar. Ada 289 MI dan  MTS mitra yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan USAID  PRIORITAS, serta lebih dari 4.000 madrasah melakukan diseminasi  pelatihan dengan dana APBD maupun dana BOS. 

“Kami telah mengembangkan beberapa program untuk mendukung  peningkatan mutu LPTK, di antaranya, integrasi LPTK dengan  sekolah/madrasah, melatih dosen LPTK dalam meningkatkan kualitas  perkuliahan pada lima mapel pokok (IPA, bahasa Inggris, IPS,  matematika, dan bahasa Indonesia/Literasi) dan manajemen berbasis  sekolah sehingga yang disampaikan dalam perkuliahan relevan  dengan kebutuhan pembelajaran dan manajemen di sekolah;  meningkatkan kualitas program pendidikan profesi guru (PPG) dan  praktik pengalaman lapangan (PPL); serta membuat program  penelitian tindakan kelas antara guru dan dosen untuk  meningkatkan mutu pembelajaran di kelas,” tukasnya. 

Menurut Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) IAIN  Pontianak, Dr Lailial Muhlifah, yang menjadi salah seorang  peserta, pengembangan madrasah lab atau madrasah mitra LPTK  sangat diperlukan untuk mendukung penyiapan calon guru yang  berkualitas oleh LPTK PTKIN. ”Kita bisa memberikan pengalaman  yang baik bagi mahasiswa calon guru, saat praktik mengajar di  madrasah lab atau madrasah mitra. Kita perlu menyiapkan hal ini  secara baik,” tukasnya. 

Sementara Dekan FTK UIN Walisongo, menyebut pentingnya pelatihan  praktik pengalaman lapangan (PPL) yang melibatkan dosen  pendamping lapangan, guru pamong, dan kepala madrasah sehingga  pelaksanaan program PPL untuk mahasiswa dapat optimal dengan  pendampingan terbimbing dari dosen dan guru pamong. “Kita bisa  mengembangkan seperti pengalaman USAID PRIORITAS,” tukasnya.  (CJ/Anwar Kholil)

G+

Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS

Print Berita Diatas

Print PDF

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 XPOS NEWS
Share on Blogger Music Free Download. Powered byMadiqtera