Oleh : Sandi Muhammad Ilham
Kepala Divisi Penelitian dan Tranformasi Sosial Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Brain (Bogor Raya Institute)
Kepala Divisi Penelitian dan Tranformasi Sosial Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Brain (Bogor Raya Institute)
Pertanian merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup manusia. Hasil dari Pertanian adalah kebutuhan wajib atau dapat disebut juga bahan pokok selain dari papan dan sandang. Dalam menyikapi permasalahan ketahanan pangan khususnya di kabupaten Bogor kita selalu mendapatkan impor hasil tani dari luar daerah kabupaten Bogor, diantara lain pasar kabupaten Bogor mendapatkan stok barang dari daerah Cianjur, Sukabumi, dan Banten. Maka perlu disikapi dengan ini halnya produk hasil pertanian di kabupaten Bogor ternyata kurang memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Dalam kenyataan yang kita hadapi sering kali barang tiba-tiba mahal. Dengan dalih "pasar kita kehabisan stok, karena belum datang". Melihat kondisi pasar saat ini bukan terfokus pada pelayanan pasar yang akan kita telaah/kaji, namun produk pertanian yang memang tidak memenuhi kebutuhan masyarakat.
Maka dari itu perlu kontruksi birokrasi tambahan dan solusi, sebagai bahan pertimbangan syarat untuk perkembangan dan ketahanan pangan di kabupaten Bogor. Bagi kami sudah saatnya BUMD Pertanian hadir di daerah kabupaten Bogor. Indikator didirikannya BUMD Pertanian indikator utamanya yaitu Mengelola produksi pertanian tanaman pangan dan ikan, serta penyediaan bahan baku.
Sumbernya adalah SDA (Sumber Daya Alam) yang mendukung, lahan hijau yang luas serta tanah garapan yang masih menjadi harapan para petani. Untuk penyediaan bahan baku dapat kita bentuk kelompok-kelompok tani di tiap desa. Lembaga ini sebagai alternatif seperti KUD (Koperasi Unit Desa) yang saat ini sudah tidak aktif. Untuk pengelolaan produksi tentunya kita membutuhkan elemen khusus, turut merangkul akademisi/para ahli dan investor. Jika kita melihat kondisi sosial pada segmen ekonomi.
Lulusan sarjana pertanian kita lebih memilih menjadi pegawai Bank atau menjadi pengajar (guru). Faktor inilah yang membuat pertanian kita merosot drastis. Lahan pertanian yang sangat memenuhi syarat namun SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih perlu diciptakan.
Pertanian yang dikelola oleh para petani kampung dan tidak memiliki ilmu pengetahuan yang berlebih. Adakalanya para petani pun lebih memilih untuk menjual lahan pertanian mereka untuk didevositkan dari pada dijadikan lahan produksi tani. Masyarakat kita sudah mulai malas dengan budaya dan tradisinya sejak dulu. Maka dari itu bersiaplah untuk menghadapi kehancuran ekonomi yang menyebabkan siklus tidak seimbang.
Tujuan lainnya juga dapat menjaga stabilitas ketersediaan pakan ternak/pupuk. Inilah yang kita harapkan adapun manfaat dari terbentuknya BUMD Pertanian adalah
1. Menyediakan bahan baku/produk pertanian.
2. Membuka lapangan pekerjaan bagi para pemuda dan petani desa.
3. Menyelamatkan dan melestarikan kawasan hijau sebagai aset dan warisan para leluhur.
4. Bertani menjadi tradisi masyarakat (profesi yang mulai hilang) namun tidak juga terbatas baik dari Indikator penunjang lainnya akan hadir mengikuti sesuai kebutuhan.
Semoga dalam peringatan Hari Tani Nasional pada 24 September 2015 bukan hanya sekadar simbolis formalitas biasa yang dapat dilakukan oleh para penguasa yang haus pencitraan.
Kegiatan pertanian bukan hanya melakukan penanaman bibit yang setelah itu di tinggal pergi tanpa pengawasan intensif. Kegiatan pertanian pun bukan hanya sebatas profesi yang dapat menghasilkan keuntungan besar. Namun pertanian adalah salah satu ibadah alternatif cara mensyukuri nikmat alam kepada Tuhan.(Mad)
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS
Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan Print Berita Diatas
Print PDF
Posting Komentar