XPOSNEWS.COM, (Bogor) - Rencana Walikota Bogor, Bima Arya untuk menggeserkan pagar Istana Kepresidenan Bogor, tidak saja ditolak para seniman budayawan, namun juga sesepuh Bogor, Mayjen (Purn.) Soedardjat Nataatmadja. Menurut Kang Adjat, panggilan akrabnya, seorang pemimpin harus memahami sejarah tentang wilayah yang dipimpinnya sebelum bertindak.
“Ketika saya ditempatkan menjadi Wakil Gubernur di Irian Barat, saya membeli beberapa buku tentang Irian, bertanya kepada beberapa orang yang mengerti tentang wilayah tersebut. Sehingga faham,”ujar mantan Irjen Depdagri tersebut di rumahnya di Jalan Pemuda, Tanah Sareal Kota Bogor, Kamis (19/2).
Istana Bogor, kata dia mempunyai fakta sejarah yang tak terbantahkan diantaranya saat Soekarno menjadi Presiden serta menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto terjadi di Bogor. Bahkan Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Bandung, ide awalnya di Istana Bogor, juga AFEC.
“Makanya tidak heran kalau Presiden Jokowi mengatakan merasa tenang dan berniat menjadikan Istana Bogor sebagai tempat pemerintahan. Karena sejak Gubernur Baron van Inhoff tinggal di Bogor. Kata Buitenzorg bisa berarti tempat peristirahatan atau tidak bermasalah,”paparnya.
Di Bogor, lanjutnya, pernah berdiri Kerajaan Pakuan Pajajaran dengan rajanya Sri Baduga Maharaja atau lebih dikenal Prabu Siliwangi. “Sebagai mantan pasukan Siliwangi saya merasa sangat bangga, nama Kodam Siliwangi sangat terkenal. Hampir semua pemberontakan dibasmi oleh Pasukan Siliwangi mulai dari Aceh, Sulawesi, Muso serta DII /TII yang dipimpin Kartosuwiryo di Jawa Barat,”ujarnya.
Selain fakta sejarah, aura Istana dan Kebon Raya Bogor juga sangat terasa. Hal ini, lanjut Adjat, bukan masalah gaib, tapi kenyataan yang terjadi. “Sebaiknya cari solusi yang lain, daripada menggeserkan pager Istana Bogor,”ulasnya.
“Ketika saya ditempatkan menjadi Wakil Gubernur di Irian Barat, saya membeli beberapa buku tentang Irian, bertanya kepada beberapa orang yang mengerti tentang wilayah tersebut. Sehingga faham,”ujar mantan Irjen Depdagri tersebut di rumahnya di Jalan Pemuda, Tanah Sareal Kota Bogor, Kamis (19/2).
Istana Bogor, kata dia mempunyai fakta sejarah yang tak terbantahkan diantaranya saat Soekarno menjadi Presiden serta menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto terjadi di Bogor. Bahkan Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Bandung, ide awalnya di Istana Bogor, juga AFEC.
“Makanya tidak heran kalau Presiden Jokowi mengatakan merasa tenang dan berniat menjadikan Istana Bogor sebagai tempat pemerintahan. Karena sejak Gubernur Baron van Inhoff tinggal di Bogor. Kata Buitenzorg bisa berarti tempat peristirahatan atau tidak bermasalah,”paparnya.
Di Bogor, lanjutnya, pernah berdiri Kerajaan Pakuan Pajajaran dengan rajanya Sri Baduga Maharaja atau lebih dikenal Prabu Siliwangi. “Sebagai mantan pasukan Siliwangi saya merasa sangat bangga, nama Kodam Siliwangi sangat terkenal. Hampir semua pemberontakan dibasmi oleh Pasukan Siliwangi mulai dari Aceh, Sulawesi, Muso serta DII /TII yang dipimpin Kartosuwiryo di Jawa Barat,”ujarnya.
Selain fakta sejarah, aura Istana dan Kebon Raya Bogor juga sangat terasa. Hal ini, lanjut Adjat, bukan masalah gaib, tapi kenyataan yang terjadi. “Sebaiknya cari solusi yang lain, daripada menggeserkan pager Istana Bogor,”ulasnya.
Sedangkan terkait perseteruan pemerintah dengan DPRD Kota Bogor, sebaiknya dilaksanakan pertemuan dalam suasana informal. Keduanya, tambah Adjat, harus menyingkirkan rasa ego, serta mencoba berbicara dengan hati. Sebab kalau melalui pengerahan kekuatan akan sangat jelek akibatnya. Dari informasi yang berhasil dikumpulkan, ada kabar bahwa Bima Arya tidak jadi memindahkan pagar Istana karena dilarang Presiden Jokowi. Kabar tersebut mendapat reaksi baik dari salah seorang budayawan Bogor, Dadang HP.
“Saya yakin staf Pak Jokowi atau Pak Jokowi membaca berita penolakan oleh seniman dan budayawan Bogor, karena penolakan tersebut dimuat di hampir semua media baik cetak ataupun elektronik,”pungkasnya (dhp/Mad)
TEKS FOTO : Mayjen (Purn.) Soedardjat Nataatmadja Sesepu Bogor, Pagar Istana Bogor
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman berita setiap ada berita yang terbit di XPOS NEWS
Jika Anda menyukai Berita ini, Silahkan Print Berita Diatas
Print PDF
Posting Komentar